Jumat, 29 Juni 2012

Happy First Anniversary Digiti Minimi ♥


Jadi ceritanya, tepatnya seminggu yang lalu, aku baru aja ngerayain satu tahunan bareng sama kelompok tutorial. Digiti Minimi, itu namanya. Lucu yah ??? Jadi Digiti Minimi itu diambil dari bahasa anatomi Jari Kelingking. Kalo ditanya gimana nemuinnya ceritanya panjang. Heheheee
Foto di atas itu kue lho. Akhirnya buat pertama kalinya nyobain kue yang make foto. Takjub awalnya. Kamu bisa makan muka kamu. Hahahhaaa Tapi bagus kan ???

"Semoga Digiti Minimi awet terus persahabatannya. Sayang sekali sama Digiti Minimi.. "

 

Senin, 23 Januari 2012

...

dear you...
aku tak ingin merasa paling benar mecintaimu,
aku hanya ingin mencintaimu dengan benar,
dan cintamu benar untukku.

Sabtu, 21 Januari 2012

Dedicate to YOU , "tulang rusuk yang hilang" ♥

*Ini sebenarnya tulisan teman lama saya, dan saya yakin temen-temen juga sudah pernah membacanya. Hanya ingin mengingatkan (lagi) saja, betapa berharganya diri kita ♥

--------------------------------
Ketika Tuhan menciptakan wanita, DIA lembur pada hari ke-enam.

Malaikat datang dan bertanya :
”Mengapa begitu lama, Tuhan?”

Tuhan menjawab:
“Sudahkan engkau lihat semua detail yang saya buat untuk menciptakan mereka? 2 Tangan ini harus bisa dibersihkan, tetapi bahannya bukan dari plastik. Setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa digerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. Mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. Punya pelukan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukan dan semua dilakukannya cukup dengan dua tangan ini”

Malaikat itu takjub.
“Hanya dengan dua tangan?....impossible! Dan itu model standar?! Sudahlah TUHAN, cukup dulu untuk hari ini, besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya“

Tuhan menjawab :
“Oh.. Tidak, SAYA akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit SAYA. Oiyah… Dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiri, dan bisa bekerja 18 jam sehari”

Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita-ciptaan TUHAN itu.
“Tapi engkau membuatnya begitu lembut TUHAN ?”

“Yah.. SAYA membuatnya lembut. Tapi engkau belum bisa bayangkan kekuatan yang SAYA berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa.“

“Dia bisa berpikir?”, tanya malaikat.

Tuhan menjawab:
“Tidak hanya berpikir, dia mampu bernegosiasi"

Malaikat itu menyentuh dagunya....
“TUHAN, engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah & rapuh! Seolah terlalu banyak beban baginya.”

“Itu bukan lelah atau rapuh....itu air mata”, koreksi TUHAN

“Untuk apa?”, tanya malaikat

TUHAN melanjutkan:
“Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan dan kebanggaan.”

“Luar biasa, engkau jenius TUHAN” kata malaikat. "Engkau memikirkan segala sesuatunya, wanita ciptaanMU ini akan sungguh menakjubkan!"

"Ya mestii…! Wanita ini akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit. Mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu, bahkan tertawa saat ketakutan. Dia berkorban demi orang yang dicintainya. Mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik. Dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. Cintanya tanpa syarat. Dia menangis saat melihat anaknya adalah pemenang. Dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa . Dia begitu bahagia mendengar kelahiran. Hatinya begitu sedih mendengar berita sakit dan kematian. Tetapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup. Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat                  menyembuhkan luka.
tapi, Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita: Dia lupa betapa berharganya dia..."
 Dedicated for : Semua perempuan di dunia
*copy paste dr mana2

Jumat, 13 Januari 2012

Sebuah Surat untuk Dokter dan Mahasiswa Kedokteran

Rekan sejawat yang terhormat,

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda. Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiah. Daripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya.

Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.

Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…

NB :
Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.

Aditya Putra Priyahita,
seorang yang sangat merindukan sebuah reuni anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di surga nanti

repost from:

 

Minggu, 08 Januari 2012

2012 ♥

Hmmm, tiba-tiba keinget kalo punya blog yang udah lama banget ga pernah di-update. Yap, Amortentia sepertinya udah mulai usang, udah banyak sarang laba-laba di sana-sini. Berbulan-bulan gue gak pernah update. Hahaha, mungkin galau merupakan salah satu faktor yang bikin gue semangat nulis. Karena akhir-akhir ini gue jarang galau dan lagi seneng-senengnya nikmatin kehidupan kuliah gue makanya jadi jarang update. 

Kagok juga ternyata ngomong gue-gue bak anak gaul Jakarta. Ternyata suatu hal yang baru itu belum tentu bisa kita lakuin dengan baik. Terkadang kita bisa merasa kagok, atau mungkin aneh, yah gak nyaman gitu deh. Namun suatu hal baru itu penting kalau kita ingin berubah. Seperti yang sedang aku rasain akhir-akhir ini. Banyak banget ingin mencoba hal-hal baru. Jenuh mungkin jadi alesan utama kenapa aku ingin berubah. 

Momen perubahan ini mungkin sangat tepat mengingat kita baru aja ngerayain momen perpindahan tahun, yaitu dari 2011 ke 2012. Hmmm waktu cepet banget berlalu, sepertinya baru kemarin ngerayain tahun baru 2011 baring adik-adik aku (dea sama ola) bakar sosis eh sekarang udah 2012 aja. Banyak banget kayaknya yang perlu diubah di 2012 ini. Suatu perpindahan kebiasaan, sikap, dan hati mungkin menjadi suatu perubahan yang harus aku lakuin.

Yah intinya di lembaran baru 2012 ini banyak perubahan yang sangat ingin aku lakuin. Perubahan di berbagai aspek, perubahan untuk menjadi lebih baik lagi tepatnya. ♥